Pada postingan anda, tanyakan pada para pembaca blog anda beberapa
pertanyaan. Para pembaca akan merasa senang jika dianggap penting & sebagian
besar dari mereka akan senang untuk tukar pendapat. Jika lain kali anda buat
tulisan sebaiknya tanyakan para pembaca sebuah pertanyaan atau pendapat
mereka terhadap sesuatu. Maka anda akan mendapatkan banyak komentar dan
banyak visitor akan suka untuk kembali. panjalu adalah kota
13. Buat “Lens” di Squidoo. Di Squidoo, anda dapat membuat “lens” anda sendiri,
juga aka & halaman pada site mereka. Buat sebuah “lens” yang berhubungan
dengan blog anda dan pastikan anda mengelinkannya dengan blog anda. Di
Squidoo anda juga bias menghasilkan uang. klik disini untuk pelajari lebih lanjut.
14. Comment pada blog lain. Ketika anda memberikan komentar di log lain 99.9 %
ada box dimana anda dapat menuliskan alamat URL blog anda. Dari sini ketika
seseorang melihat komentar anda mereka dapat mengklik URL blog anda.
Berikanlah komentar
poting anda
Strategi Baru Label Rekaman "Membunuh" Artis-Artisnya
Teman-teman, kita sudah sampai di era baru industri musik.
Era dimana label rekaman melancarkan strategi terkejam dalam sejarah industri musik di tanahair: Menguasai artis dengan jalan mengelola karir mereka. Istilah populernya mereka melakukan ekspansi bisnis dengan cara membuka divisi Manajemen Artis di label rekaman.
Gue adalah salah seorang yang nggak setuju dengan berdirinya manajemen artis dalam sebuah label rekaman. Gue punya argumentasi yang kuat untuk ini. Label rekaman itu INKOMPETEN untuk urusan manajemen artis dan nantinya gue yakin malah bakal merusak tatanan industri musik yang selama ini otonom dari tiga belah pihak terkait (artis, manajemen, label).
Bisnis utama label rekaman adalah jualan kaset, CD, RBT, dsb. Semua yang berhubungan dengan rekaman musik. Dari nama saja sudah jelas: Perusahaan Rekaman! Akhirnya ketika mereka membuka divisi baru (Artis Manajemen) gampang ditebak kalo kerepotan dan berbagai kebodohan dalam urusan manajerial artis bakal terjadi di sana. Mulai dari SDM yang mereka miliki butut hingga praktek-praktek jualan band yang obscure. Karena mereka masih "belajar" maka jangan cari profesionalisme manajemen artis di dalam major label :)
Conflict of interest tingkat tinggi juga bakal terjadi di dalam band ketika manajernya bingung harus membela kepentingan yang mana nantinya (artis atau label?). Secara manajer lama kemungkinan besar bakal ”digaji” oleh label dan nanti hanya akan menjadi sub-ordinat dari manajemen baru.
Gara-gara pembajakan musik yang makin gokil (bahkan konon direstui negara) dan menurun drastisnya penjualan album fisikal, akhirnya mereka mengambil jalan pintas mendirikan manajemen artis yang ujungnya lagi-lagi merugikan artis nantinya. Label bukannya bersatu memerangi pembajakan namun malah berkomplot untuk mengeksploitasi artis habis-habisan agar mereka bisa terhindar dari kebangkrutan.
Biarkan artis yang bangkrut, tapi jangan labelnya! Kira-kira kasarnya begitu. Sekali lagi artis adalah obyek penderita nomor satu nantinya.
Setelah kecilnya nilai royalti mekanikal di Indonesia, statistik penjualan album yang manipulatif, dilarangnya artis bergabung dengan KCI oleh ASIRI (atau diminta keluar dari KCI jika telah bergabung) maka penindasan terhadap artis akan datang lebih kejam lagi nantinya. Detailnya kira-kira seperti di bawah ini.
Ini prediksi yang bakal terjadi di masa depan dengan ”artis-artis baru” yang kontrak dengan major label yang memiliki divisi manajemen artis:
- Masa depan karir band baru akan tergantung dari label rekaman, bukan berada di tangan manajemen lama atau artisnya sendiri.
- Tumpulnya peran dan kontrol manajemen artis yang lama dalam membela kepentingan-kepentingan artis. Manajemen lama akan menjadi sub-ordinat dari label dan kemudian hanya berfungsi sebagai baby-sitting artis. Semua fungsi kontrol dan decision making artis akan terpusat kepada label sebagai investor. Manajer lama tidak punya hak karena mereka tidak invest apapun. Kemungkinan besar mereka akan disingkirkan dengan jalan "pembusukan". Mempengaruhi artis dengan iming-iming kesuksesan di industri musik.
- Kontrol yang sangat ketat dalam proses kreatif dan menciptakan musik berakibat hilangnya idealisme artistik & estetis karena artis hanya akan diperbolehkan menciptakan musik-musik yang tengah disukai oleh pasar yang tidak cerdas. Sejuta band mirip Kangen Band diprediksi akan membajir di industri musik kita :)
- Berkurang secara signifikannya pemasukan bagi artis karena mereka harus share profit selain dari royalti mechanical, live show, merchandise, touring, advertising, publishing dan sebagainya. Hal yang belum pernah terjadi sebelumya. It's a very big, big, big LOSS, ladies & gentleman!
- Buruknya lagi, kalau artis baru nanti terlalu blo'on, maka tingkat eksploitasi akan diperkejam lagi hingga nama band dipatenkan oleh label, internal band akan dikontrol langsung pihak label, penggelapan royalty, sales report yang culas hingga berlakunya sistem bodoh dengan label menggaji para artis. Jika selama ini kita memandang artis sebagai seniman dengan talenta yang tidak ternilai maka selanjutnya kita akan dipaksa memposisikan artis tak lebih dari "kuli musikal."
Strategi ”mega-eksploitatif” ini memang hanya diberlakukan bagi band-band baru yang ditawarkan kontrak rekaman oleh major record company. Contoh paling konkret misalnya terjadi pada Nidji, Letto (Musica), The Changcuters, St. Loco, Vagetoz (SonyBMG Indonesia), Kangen Band (Warner), Tahta (EMI), dsb. Semuanya memang memiliki deal-deal yang berbeda satu sama lain. Maksudnya tingkat eksploitasinya berbeda-beda. Ada yang parah dan ada yang parah banget. Gue sempat mendengar ada satu band yang dipotong komisinya sebesar 45% (gross) setelah join dengan manajemen artis major label.
Band baru yang hadir dengan strategi yang brilyan dan sangat berhasil di awal karirnya adalah Samsons yang melakukan master licensing deal dengan Universal Music Indonesia. Mereka membiayai sendiri produksi rekaman dan kemudian menjalin kerjasama promosi & distribusi dengan major label selanjutnya. Ke depannya deal seperti ini nantinya akan menjadi ”favorit” para manajer artis (tentu bila mampu).
Pastinya, label rekaman tidak akan menawarkan strategi keji ini kepada band-band lawas/senior karena bargaining position mereka sudah sangat kuat. Selain brand mereka sudah dikenal luas, pengalaman dan pengetahuan bisnis musik yang sangat memadai, fanbase yang kuat juga sangat berpengaruh terhadap positioning mereka di industri musik. Label sendiri kadangkala melihat artis-artis lawas sebagai ”uzur,” ”grace period” atau sudah rendah ”selling point”nya.
Itulah kenapa akhirnya label rekaman besar hanya akan memburu band-band/artis baru yang masih hijau, yang minim pengetahuan bisnis musiknya dan belum paham peta/konstalasi industri musik lokal. Selain bakal gampang dibodohi dengan kontrak yang sangat eksploitatif mereka juga akan dipengaruhi iming-iming "fame & fortune" di industri musik. Padahal belum tentu bakal "booming" juga :)
Jika Anda saat ini berada di sebuah band baru dan ditawarkan kontrak rekaman dari major label maka jangan terburu-buru tergiur dulu! Imej bergengsi major label tidak akan banyak memberi keuntungan. Yang terpenting adalah deal-nya, bukan masalah major atau indie label-nya. Pelajari dulu dengan seksama kontraknya, undang pengacara kenalan Anda untuk membedahnya, konsultasi dengan band-band lain yang sudah berpengalaman.
Sudah banyak kasus terjadi sebelumnya. Band-band baru menandatangani kontrak rekaman jangka panjang dengan major label dan akhirnya menyesal. Ketika bandnya booming dan banyak menerima job manggung beberapa ada yang melakukan ”resistensi” konyol dengan tidak menyetorkan komisi kepada label sesuai perjanjian. Menjadi konyol karena setelah kontrak rekaman itu ditandatangani maka konsekuensi-konsekuensi di belakangnya seharusnya sudah kita tahu sejak awal. Oleh karena itu jangan ikut mengantri di barisan kebodohan. Empowered yourself!
Cara kerja label juga akan lebih mirip jarum suntik nantinya. Sekali pakai langsung buang, disposable. Artis-artis baru tidak akan ada yang didevelop untuk panjang umur karirnya, mereka hanya akan disupport demi "popularitas maksimal dua atau tiga album saja!" Setelah booming besar dan untung besar, siap-siap menuju ladang pembantaian. Setelah dibantai maka dicari lagi talenta baru. Kalau kita jeli fenomena seperti ini sebenarnya telah terjadi sekarang ini di Indonesia.
Label besar sejatinya nanti hanya akan menjadi pusat manufaktur band! :) Kita tidak akan menemukan lagi band-band awet populer seperti Slank, Gigi, Netral, Dewa19, Naif di masa depan nantinya. Semuanya hanya akan "easy come, easy go!"
Tapi kalo ada yang bilang label membuka manajemen artis bakal membunuh pula profesi manajer artis individual/otonom, gue sama sekali nggak setuju. Gue justru nggak melihat kalau manajer-manajer artis yang independen itu bakal tergusur atau kehilangan pekerjaan. Ini analisa yang terlalu sembrono. It's not the end of the world as we know it :) Negara ini punya lebih dari 200 juta penduduk. Yang pengen jadi artis, bikin band dan gilpop (gila popularitas) setiap harinya pasti bertambah ribuan. Justru segudang talenta ini menjadi market yang sangat potensial bagi manajer-manajer artis untuk dikelola.
Manajemen artis yang individual atau berbentuk firma masih akan sangat dibutuhkan dan berperan penting di sini nantinya. Perkembangan teknologi yang gokil belakangan masih menjanjikan masa depan yang cerah buat band-band yang tidak dikontrak major label lokal/internasional a.k.a indie. Hadirnya MySpace, YouTube, Multiply, Friendster, Ning dan perangkat musik digital lainnya sangat memungkinkan untuk mencetak artis besar via jalur alternatif. The Upstairs sendiri udah membuktikan hal ini sebelumnya.
Apalagi tren terbaru di Amrik dan Inggris sekarang rata-rata artis bernama besar malas memperpanjang kontrak rekaman mereka dan memilih hengkang dari major label. Prince, Madonna, Radiohead, NIN adalah para pelopor ”gerakan kembali ke indie” ini. Mereka justru mempercayakan manajemen artis mereka yang independen untuk berfungsi pula sebagai "label rekaman". Cepat atau lambat gue pikir band-band besar di Indonesia akan mengambil langkah yang sama nantinya. Slank, Naif dan Netral malah sudah membuktikannya..... dan mereka cukup berhasil! Salute!
Masih adakah jalan lain? Ada banget! Di dalam negeri sendiri sudah ada yang mempelopori ”penggratisan musik.” Album rekaman kini telah berubah fungsi menjadi sebuah ”marketing tool” untuk menjaring job manggung. Mungkin inilah masa dimana musisi tidak lagi memikirkan royalti rekaman! Bisa jadi kalau teknologi kloning nanti sudah semakin sempurna maka ini berarti ancaman besar! :)
Koil menjadi pionir dengan menjalin kerjasama dengan majalah musik untuk mendistribusikan album terbarunya (Blacklight Shines On) secara gratis. Selain itu mereka juga memberi akses download album gratis via website/mailing list musik. Ide Koil ini memang tergolong baru walau sebenarnya tidak original juga. Prince bulan Juni lalu lebih dulu mengedarkan 3 juta keping album terbarunya secara gratis via Tabloid Sun di Inggris.
Memang perlu dipelajari lebih lanjut lagi apakah strategi ”penggratisan musik” ini nantinya bakal merugikan atau malah menguntungkan. Yang pasti band-band baru tidak akan memiliki ”keistimewaan” seperti Koil jika mau mengambil strategi serupa.
Yang menarik lagi, sempat ada pertanyaan di bawah ini yang datang ke saya ketika jadi pembicara di sebuah seminar musik di kampus UI beberapa waktu lalu:
Bagaimana dengan marak terjadinya kasus manager-manager artis individual/otonom yang tidak profesional atau bermasalah? Katakan saja menipu artisnya, melakukan penggelapan keuangan, dsb.
Nah, untuk point di atas sebenernya gue jamin nggak akan terjadi lagi kalau di dalam manajemen artis kita sudah DITERTIBKAN secara organisasi dan administrasinya. Mari kita lihat apakah kita sudah memiliki kontrak tertulis antara manajemen dengan artis yang mengatur kerjasama profesional ini? Apakah peran, hak & kewajiban masing-masing pihak sudah di jabarkan secara rinci? Pemisahan fungsi manajemen sudah diberlakukan? Apakah antar personel band kita sudah memiliki kontrak internal pula? Kalo semua konsolidasi internal ini beres gue jamin masalah-masalah di atas nggak bakal terulang lagi di masa depan.
Oke, sementara begitu aja pandangan gue tentang isyu ini. Memang tulisan ini nggak akan mengubah strategi major label untuk tidak membuka divisi manajemen artis di dalam perusahaan mereka, toh semuanya jadi keputusan bisnis mereka juga. It’s their damn business afterall :) Lagipula masih ada juga major label yang tidak memberlakukan strategi dagang ini (paling tidak sementara ini), misalnya seperti Aquarius Musikindo, Universal Music Indonesia.
Yah, minimal kita bisa mencegah regenerasi kebodohan dan berlanjutnya proses pembodohan seperti ini sekarang juga.
Gue sangat berterimakasih kalo ada teman-teman yang mau memforward atau menyebarluaskan tulisan ini agar dibaca lebih banyak artis-artis baru yang berniat mempertaruhkan masa depan dan karir mereka sebagai musisi. Jangan biarkan mereka dirampok!
Hope we could make real changes together.
For better, not worst....
Vive le rawk!
Artikel ini diambil dari wenzrawk.multiply.com
Tips Translate lewat Google Translate
Dalam hal ini saya memanfaatkan fasilitas penerjemah google untuk mentranslate artikel blog saya dari bahasa Indonesia ke bahasa inggris.
Disini saya akan memberikan sedikit tips, agar kegiatan translate anda menjadi lebih mudah. Salah satu tips yang saya pakai yaitu menggunakan tanda koma pada kalimat yang akan di terjemahkan. Tanda koma ini digunakan untuk memenggal kalimat agar memiliki jeda. Pemenggalan kalimant ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya ambigu pada kalimat tersebut, sehingga google tidak bingung saat melakukan translate.
Sebagai contoh, saya akan melakukan translate dari bahasa Indonesia ke bahasa inggirs dengan kalimat :
Sebelum dibubuhkan tanda koma
Bahasa Indonesia : “Saya merasakan karakter vocal Adam seperti penyanyi lagu rock.”
Di translate ke bahasa Inggris menjadi : “I felt like the character Adam singer vocal rock song”
Setelah dibubuhkan tanda koma
Bahasa Indonesia : “Saya merasakan, karakter vocal Adam, seperti penyanyi lagu rock.”
Di translate ke bahasa Inggris menjadi : “I felt, Adam vocal character, such as rock singer.”
Selamat mencoba !
Matthew Bellamy vs Adam Lambert
Who would not know the band Muse? This British band has millions of fans in the world, including me. I really really crazy about this band, vocal and music capabilities of Matthew Bellamy is amazing and has a very strong character. For those who do not know much of or do not like Muse, try clay muse concert video for the old album such as origin of symmetry. Guaranteed you will be stunned by the appearance muse. No wonder, many Indonesian musicians oriented in this band.
About two months ago, on 14 September 2009, Muse presents again a new album to pamper the ears of millions of fans in the world. The album titled The Resisstance, contains eleven tracks with a single Uprising. This album combines elements of orchestra and rock such as those found in the song Exogenesis: Symphony part 1 to part 3. Overall this album has a sense that is not too far away to muse previous albums, namely Black Holes and Revelations.
Matthew Bellamy and Adam Lambert are two singers who have amazing ability and both have different characters.
So, both vocalist sang Soaked, with an amazing technique. One of the distinguishing between the two is, Matthew Bellamy, singing songs Soaked for a girl, meanwhile Adam Lambert, sing it for a gay.
Gamepad Emulator : Xpadder
Maybe you've annoyed when playing racing games that its game do not support with the joystick or not at all provide for the joystick controller features. Indeed, we still can playing game using the keyboard, but for racing games it's more enjoyable if we use the joystick. Its not like about FPS games which certainly will be more agile to move when using the keyboard and mouse.
One example of games that do not support a standard joystick with a brand (like brands welcome) is GTA 4. This game is only support for Rumble logitec joystick pad. But for you, for the first time playing this game, not to worry because there are programs that allow us to play GTA 4 with Gamepad standard, namely XBOX360 Controller Emulator. Simple working principle, this program emulates a standard controller xbox 360 controller, so that GTA 4 will read that your standard controller is a joystick xbox 360. The installation is also quite easy, you just had extrac rar files XBOX360 Controller Emulator to the installation folder GTA 4. Done, you can just play.
Well, now what the game does not provide the feature for the joystick? Relax, there is a solution using the Expadder program. The principle works is conditioned joystick as a keyboard. For example the gas button on the keyboard is a space, so one button on the joystick, such as the x, can we become the space key Condition. We just need to do mapping in xpadder.
If u wanna try Xpadder click here to download
Dead Space: Horror Action Game Full Surprise
Hii bro.. this is my first post.. I hope you enjoy read this blog. This blog was writen by an ordinary person who love about world of entertainment and I want to share my experience to you in here….
The game which published by Electronic Arts in 2008, have a future horror theme which full of shocking scene. This game was releashed in all flatform which have nextgen technology, such as PC, playstation 3 and xbox 360. Especially for Nintendo 360 platform, Electronic Arts have releashed the prekuel of this game which titled Dead Space Extraction, and of course have a different personage and different story.
On this blog, I will review Dead Space Game for PC, of course because I played this game on PC.
And this is my computer spessification :
AMD Athlon 64 X2 5200 RAM 2 Gb Team Elite
MOBO Palit VGA Geforce 9600 512 Mb 256 bit Zotac
Hardisk 250 Western Digital
Minimum System Requirements
FOR WINDOWS XP (SP2) or Vista
* 2.8 GHz processor or equivalent
* 1 GB RAM (XP), 2 GB RAM (Vista)
* NVIDIA GeForce 6800 or better (7300, 7600 GS, and 8500 are below minimum system requirements)
* ATI X1600 Pro or better (X1300, X1300 Pro and HD2400 are below minimum system requirements)
* 256MB Video Card and Shader Model 3.0 required
* The latest version of DirectX 9.0c
* At least 7.5GB of hard drive space for installation, plus additional space for saved games.
Story
The story begined from resque mission of ishimura space craft crew who were lost in there. In this game you will play role as an Enginer named Isaac Clarke. Below Zach Hammond command and escirt by Kendra Daniel as Computer specialist, you will gallivant go along ishimura space craft and have a mission to repair ishimura space craft communication system. In everywhere you will find so many oddities, such as scattered blood corpses killed by an alien Necromorps. The next, mission will change to attempt and survive from necromorps attack.
Gameplay
The Impression when I play this game the first time, I feel less comfortable with the position of Isaac Clarke, which placed on left of the screen who have a large size (too close) which is sufficient to cover the screen interface. Understandably the first time I found the game interface such premises, so need some time to adjust.
The main character possision is placed on left of the screen, with a big size appearance
The Inventory menu display virtually projected from the clothes (RIG) Isaac Clarke
The Unique of this game is you will not find a health bar or something on the edge of the screen. Because the bar's helth is attach to the body in the main character, and this is one of the advantages that are not owned by another game. Also in this game illustrated how sophisticated the technology of the era. One of them is the Holographic Display technology that is projected virtually from RIG (Resource Integration Gear), the clothes worn Isaac Clarke. The display monitor is like that do not have the physical frame. This display also serves many interactive information menu for you as a player, such as the objectives menu, inventory menu, etc. From here I just understand why Isaac Clarke's position was placed on the left side of the screen, this is done in order to display the main characters body which have a large enough size (close), does not preclude the interactive menu that appears from virtual monitors.
Like most horror games, you would traveling on Ishimura plane alone. But you do not need to be confused to find a way to get to the objective area, because the RIG clothes have a locator system that will help you achieve these area objectives easily. Occasionally, your partner will provide information through the display of the objectives Holograpgic that will passed. As it is you will feel a bit relieved because there are people who accompany, and reduce a little tension from the invasion of monsters monsters Necromorps who have mutations result of human corpses which infected with alien DNA nicknamed Corruption. Chapter by chapter you will pass a tense and exciting. You can use various weapons that are available to crush Necromorps. Like plasma cutter, line gun, pulse rifle, etc.. One of the unique weapons that I had never met on another game is the pulse rifle, a weapon is capable to spouted bullets rotate 360 degrees in all directions. It used when we are in the siege from many directions, but has a weakness, quickly drains the bullet. In addition to attacking with a bullet, we can also strike with the foot stamping or using blow gun body. This is useful if we want to conserve ammunition.
Grafh
The graph displayed by this game is very good considering this game is on NextGen platform. My PC specifications above are able to play this game with maximum graphics quality with high resolution. Vsync option I did not switch because it makes the graph a lag, but I still enjoy a comfortable graphic.
When opening scene, I was not seeing something great from the graphics of this game so I played it a little pessimistic. Especially when I saw her long hair Kendra Daniel, who looked less natural, as if the sheet after sheet attached to each other. Geralt does not like her hair in the game The Witcher which strand by strand hair loose as his moves. But the disappointment did not last long, after realizing how magnificent aircraft Ishimura, and its contents. The light that makes the eyes glare, blood splattered anywhere, and chunks of flesh from the carcasses Necromorps who all seemed real, and it all adds pleasure to play. Oh yes, one more thing that makes me dizzy and amazed, is the Grafity zero room. This room tends to form round, which allows us to stand on various sides of the room. It must be confused right? Hehe, you better play this game alone, not bad for a weekend filled
Sound
This game is presented with sound quality that is not less good as the quality of existing graphics. Both are similar in synergy to create a dreadful impression. Music is presented very minimal, and was replaced by the sound of the roar of percussion Ishimura engines.
If you play this game with the standard speakers, you will not be felt with maximum tension. You try to play it without the accompany anyone with a headset or speakers 5 satellites. Especially in the master souncard added, guaranteed you will feel the details sound when metal objects fall to the ground floor which adds scary impression of this game.
Conclusion
This game is worth playing, especially for those of you who are horror genre game fans, will love the exciting atmosphere.
Search
Mengenai Saya
- lifeisshort
- Ciamis, Jawa Barat, Indonesia
- Perkenalkan nama saya Samsin Febianto. Karena Saya ngeblog dengan tujuan, berbagi pengalaman menarik dengan anda. Karena